Rabu, 21 September 2011

Adikku

Maaf adikku....
Aku bukan kakak untuk dicontoh.
Berharaplah tak senasib meski kita saudara.
Tak ada kebaikan yang layak diikuti
selain kesalahan yang tiada henti-hentinya kulakukan.

Tuntutlah aku kelak
bila segala kemurkaan-Nya menimpamu.
Karena kesalahanku yang tak pernah
membimbing dan menuntunmu
untuk selalu berbuat baik.

Takkan kubiarkan kedukaan menghampirimu
seperti kesedihan yang selama ini menyelimutiku.
Kurangi bebanku dengan mencurahkan
segala bebanmu padaku.
Angkatlah aku dengan menjadikanku sebagai
bahan pijakanmu.

Wahai adik perempuanku
jangan pernah memimpikan pria seperti aku
karena bayang-bayang hitamnya adalah kedukaan
dan balasan atas setiap jerih payahnya
adalah kepedihan tiada tara.

Setiap yang dikakukannya tiada keikhlasan selain
karena maksud tersembunyi.
Ia menutupi rupa buruknya dengan kejelekan akhlaknya!
Landaskanlah pilihanmu pada kebenaran hakiki
yang datangnya dari Ilahi Rabbi.

Wahai adik laki-lakiku
jangan pernah mencintai kecuali itu muncul sebagai
rasa sayang yang suci.
Pisahkanlah dari bayang-bayang nafsu
yang berbatas tipis dan sering mengelabui.

Jangan meninggalkan
kecuali yakin telah ditinggalkan.
Jangan pernah mengubah derai senyumnya
menjadi tangis karena luka.
Jangan pernah mengusik kelembutannya.
Jangan pernah mengubah haluan hidupnya
kacuali karena demi ukhrowi.
Bila mereka menolakmu, bersyukurlah!
Karena mata hati mereka dapat melihat
tentang kesenangan dan kebahagiaan yang akan didapat,
serta berbagai kemungkinan yang jauh lebih baik
dengan tanpa kehadiranmu di sisinya.

Maaf adikku....
Aku takkan pernah bisa memberimu
segala bentuk keindahan dunia
seperti halnya orangtua kita yang mengasihi kita
dalam segala keterbatasan yang dimiliki
dan kita tak pernah menyesalinya sedikit pun.

Maaf...
Maafkan aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar