Ayu tumbuh
sayu berlabuh
tujuh ke tujuh
mu di pembuluh
... aduh
tak mampu kubasuh
kan kuberi separuh
penuh gemuruh
takkan rapuh
berpuluh-puluh
Senyummu
hatimu
semuamu
kumau
melati satu
Rabu, 21 September 2011
Bunga yang hampir kupetik
Senyumnya manis berkelopak sendu
datangi mimpi di ujung galau
tampakkan rasa sekilas asa
hinggapi hati tuk pergi lagi
datangi mimpi di ujung galau
tampakkan rasa sekilas asa
hinggapi hati tuk pergi lagi
Buai
Asa merambah sukma
meniti suram alam mangsa
dalam nuansa pijaran cahaya
terlana daku dalam buainya
meniti suram alam mangsa
dalam nuansa pijaran cahaya
terlana daku dalam buainya
Lembar Rasa
Pelangi di awan putih
tepikan semua sisi sunyi
kerinduan kian menjelma
di setiap bayang keadaan
tepikan semua sisi sunyi
kerinduan kian menjelma
di setiap bayang keadaan
Tentang Bunga II
Kumawari melati dengan flamboyan
yang ada hanya bualan
Di terik menyengat
di resah mengoyak
dalam genggaman kuberpasrah
tak kuasa menahan gelisah
Terbelenggu rindu
terhalang ragu yang membatu
Bunga di haribaanku
akankah tumbuh selalu
atau kan layu
hingga tak lagi ayu
setidaknya itu bagiku
yang ada hanya bualan
Di terik menyengat
di resah mengoyak
dalam genggaman kuberpasrah
tak kuasa menahan gelisah
Terbelenggu rindu
terhalang ragu yang membatu
Bunga di haribaanku
akankah tumbuh selalu
atau kan layu
hingga tak lagi ayu
setidaknya itu bagiku
Kepada Maya
Malam seakan ingin menenggelamkanku
Angin seakan ingin menghempaskanku
Yang terindah di pelupuk mata
Adalah maya semata
Angin seakan ingin menghempaskanku
Yang terindah di pelupuk mata
Adalah maya semata
Recup
Di lambung hati
ada lapar rasa
sayang suci
Di terik hidup
ada dahaga hati
sosok insani
Di dingin sepi
ada rindu raga
belai sapa
Di senyum terkulum
ada manis mengikis
kalbu meringis
Melati kutak pasti
Mawar sepertinya
Terbentur khayal di awang
recup di gersang bunga apakah?
ada lapar rasa
sayang suci
Di terik hidup
ada dahaga hati
sosok insani
Di dingin sepi
ada rindu raga
belai sapa
Di senyum terkulum
ada manis mengikis
kalbu meringis
Melati kutak pasti
Mawar sepertinya
Terbentur khayal di awang
recup di gersang bunga apakah?
Batas Waktu
Di ujung senja
lukaku tak jua mereda
kukipasi panasnya
kukompresi bengkaknya
namun tetap tak menyembuh
Di tengah malam
pedihnya makin menyiksa
merambahi setiap urat-uratku
seakan menggerogoti dagingku
yang hampir tak berdaging
Di pagi buta
sudah tak dapat kukatakan lagi
sakit dan pedihnya
tubuhku telah beku rasa karena sakitnya
namun kubersyukur
masih bernapas
masih ada waktu
tuk agungkan kebesaran-Nya
karena semua tak seberapa
dibanding nikmat dan karunia-Nya
lukaku tak jua mereda
kukipasi panasnya
kukompresi bengkaknya
namun tetap tak menyembuh
Di tengah malam
pedihnya makin menyiksa
merambahi setiap urat-uratku
seakan menggerogoti dagingku
yang hampir tak berdaging
Di pagi buta
sudah tak dapat kukatakan lagi
sakit dan pedihnya
tubuhku telah beku rasa karena sakitnya
namun kubersyukur
masih bernapas
masih ada waktu
tuk agungkan kebesaran-Nya
karena semua tak seberapa
dibanding nikmat dan karunia-Nya
Surat buat ....
Telah kujalani hidup hingga saat ini
dengan segala suka dan duka
senyum dan tangis
Bunga, aku sungguh mencintaimu
tapi aku takkan menggilaimu
kau begitu penting bagiku
tapi aku takkan memujamu
kapan pun kau putuskan aku
tak akan menghancurkan hidupku
itu hanya akan membuatku sedih dan kecewa
untuk beberapa saat saja
dengan segala suka dan duka
senyum dan tangis
Bunga, aku sungguh mencintaimu
tapi aku takkan menggilaimu
kau begitu penting bagiku
tapi aku takkan memujamu
kapan pun kau putuskan aku
tak akan menghancurkan hidupku
itu hanya akan membuatku sedih dan kecewa
untuk beberapa saat saja
Adakah Harapan?
Bertanya angin lalu pada bayang hitam tubuhku,
adakah keinginan menghampirimu
saat keyakinan tuk mendapatkannya telah sirna.
Kujawab ya dengan penuh kesungguhan.
angin pun berhembus dengan penuh cibir.
Bertanya bunga indah pada harapanku yang hampa,
adakah impian tentangnya di alamku.
Kujawab ya dengan penuh pengharapan akan jawabnya.
Bunga pun berlalu dengan penuh rasa kecewa.
Mengapa harus ada dia di mimpiku.
Mengapa aku tak sadar diri lirihnya.
adakah keinginan menghampirimu
saat keyakinan tuk mendapatkannya telah sirna.
Kujawab ya dengan penuh kesungguhan.
angin pun berhembus dengan penuh cibir.
Bertanya bunga indah pada harapanku yang hampa,
adakah impian tentangnya di alamku.
Kujawab ya dengan penuh pengharapan akan jawabnya.
Bunga pun berlalu dengan penuh rasa kecewa.
Mengapa harus ada dia di mimpiku.
Mengapa aku tak sadar diri lirihnya.
Melati Berduri
Beralih arah pandang
pada sekilas recup di taman hayal
Berseri sepanjang hari
di antara belukar menghimpiti
Bermimpi memetiknya
lalu dipeluk disayangi
dengan sepenuh cinta di dada
Sayang kala menghampiri
terluka hati tangkai berduri
Melati yang tampak berseri
timbulkan pedih hingga di mimpi
pada sekilas recup di taman hayal
Berseri sepanjang hari
di antara belukar menghimpiti
Bermimpi memetiknya
lalu dipeluk disayangi
dengan sepenuh cinta di dada
Sayang kala menghampiri
terluka hati tangkai berduri
Melati yang tampak berseri
timbulkan pedih hingga di mimpi
Kepada Bunga
Bersama ini aku sampaikan
beberapa hal mengenai
hilangnya keinginan dan keharusan
untuk memiliki
Mungkin Yang Kuasa tak menghendaki
kan kurelakan kau pergi
walau takkan lepas di sanubari
Terima kasih telah memberiku kesempatan
menikmati manisnya derai senyuman
mengagumi elok pandangan
meski tak mungkin kumiliki
Kusadari
keterbatasanku membatasimu
ketiadaanku mengikatmu
sedang kau makhluk indah tiada cela
Terbanglah kemana kau suka
Keindahan adalah takdirmu
... bahagialah
beberapa hal mengenai
hilangnya keinginan dan keharusan
untuk memiliki
Mungkin Yang Kuasa tak menghendaki
kan kurelakan kau pergi
walau takkan lepas di sanubari
Terima kasih telah memberiku kesempatan
menikmati manisnya derai senyuman
mengagumi elok pandangan
meski tak mungkin kumiliki
Kusadari
keterbatasanku membatasimu
ketiadaanku mengikatmu
sedang kau makhluk indah tiada cela
Terbanglah kemana kau suka
Keindahan adalah takdirmu
... bahagialah
Adikku
Maaf adikku....
Aku bukan kakak untuk dicontoh.
Berharaplah tak senasib meski kita saudara.
Tak ada kebaikan yang layak diikuti
selain kesalahan yang tiada henti-hentinya kulakukan.
Tuntutlah aku kelak
bila segala kemurkaan-Nya menimpamu.
Karena kesalahanku yang tak pernah
membimbing dan menuntunmu
untuk selalu berbuat baik.
Takkan kubiarkan kedukaan menghampirimu
seperti kesedihan yang selama ini menyelimutiku.
Kurangi bebanku dengan mencurahkan
segala bebanmu padaku.
Angkatlah aku dengan menjadikanku sebagai
bahan pijakanmu.
Wahai adik perempuanku
jangan pernah memimpikan pria seperti aku
karena bayang-bayang hitamnya adalah kedukaan
dan balasan atas setiap jerih payahnya
adalah kepedihan tiada tara.
Setiap yang dikakukannya tiada keikhlasan selain
karena maksud tersembunyi.
Ia menutupi rupa buruknya dengan kejelekan akhlaknya!
Landaskanlah pilihanmu pada kebenaran hakiki
yang datangnya dari Ilahi Rabbi.
Wahai adik laki-lakiku
jangan pernah mencintai kecuali itu muncul sebagai
rasa sayang yang suci.
Pisahkanlah dari bayang-bayang nafsu
yang berbatas tipis dan sering mengelabui.
Jangan meninggalkan
kecuali yakin telah ditinggalkan.
Jangan pernah mengubah derai senyumnya
menjadi tangis karena luka.
Jangan pernah mengusik kelembutannya.
Jangan pernah mengubah haluan hidupnya
kacuali karena demi ukhrowi.
Bila mereka menolakmu, bersyukurlah!
Karena mata hati mereka dapat melihat
tentang kesenangan dan kebahagiaan yang akan didapat,
serta berbagai kemungkinan yang jauh lebih baik
dengan tanpa kehadiranmu di sisinya.
Maaf adikku....
Aku takkan pernah bisa memberimu
segala bentuk keindahan dunia
seperti halnya orangtua kita yang mengasihi kita
dalam segala keterbatasan yang dimiliki
dan kita tak pernah menyesalinya sedikit pun.
Maaf...
Maafkan aku
Aku bukan kakak untuk dicontoh.
Berharaplah tak senasib meski kita saudara.
Tak ada kebaikan yang layak diikuti
selain kesalahan yang tiada henti-hentinya kulakukan.
Tuntutlah aku kelak
bila segala kemurkaan-Nya menimpamu.
Karena kesalahanku yang tak pernah
membimbing dan menuntunmu
untuk selalu berbuat baik.
Takkan kubiarkan kedukaan menghampirimu
seperti kesedihan yang selama ini menyelimutiku.
Kurangi bebanku dengan mencurahkan
segala bebanmu padaku.
Angkatlah aku dengan menjadikanku sebagai
bahan pijakanmu.
Wahai adik perempuanku
jangan pernah memimpikan pria seperti aku
karena bayang-bayang hitamnya adalah kedukaan
dan balasan atas setiap jerih payahnya
adalah kepedihan tiada tara.
Setiap yang dikakukannya tiada keikhlasan selain
karena maksud tersembunyi.
Ia menutupi rupa buruknya dengan kejelekan akhlaknya!
Landaskanlah pilihanmu pada kebenaran hakiki
yang datangnya dari Ilahi Rabbi.
Wahai adik laki-lakiku
jangan pernah mencintai kecuali itu muncul sebagai
rasa sayang yang suci.
Pisahkanlah dari bayang-bayang nafsu
yang berbatas tipis dan sering mengelabui.
Jangan meninggalkan
kecuali yakin telah ditinggalkan.
Jangan pernah mengubah derai senyumnya
menjadi tangis karena luka.
Jangan pernah mengusik kelembutannya.
Jangan pernah mengubah haluan hidupnya
kacuali karena demi ukhrowi.
Bila mereka menolakmu, bersyukurlah!
Karena mata hati mereka dapat melihat
tentang kesenangan dan kebahagiaan yang akan didapat,
serta berbagai kemungkinan yang jauh lebih baik
dengan tanpa kehadiranmu di sisinya.
Maaf adikku....
Aku takkan pernah bisa memberimu
segala bentuk keindahan dunia
seperti halnya orangtua kita yang mengasihi kita
dalam segala keterbatasan yang dimiliki
dan kita tak pernah menyesalinya sedikit pun.
Maaf...
Maafkan aku
Sisi Aku
Terima kasih telah memberiku kesempatan
berada di sekitarmu.
Aku telah menganggapmu teman
dan aku tak akan sakit hati
bila kau tak menganggapku kawan.
Jangan melihat kebaikanku karena itu semu.
Perhatikan saja semua kejelekanku agar kau waspada.
Seandainya kau tahu apa yang ada di balik sorot mataku,
pasti kau ingin membutakannya.
Bila kau tahu apa yang ada dalam setiap gerak
tangan dan kakiku, pasti kau ingin mematahkannya.
Aku adalah jelmaan atas segala sangkaan burukmu.
Seburuk apa pun sangkaanmu seburuk itulah aku.
Tak ada sedikitpun niat baik di hatiku
selain keinginan untuk dianggap baik.
Terima kasih telah menyebarkan keburukanku
karena membuatku bangga akan kedurjanaan ini.
Kuperhatikan setiap mata yang memandangku
setiap itu pula kusadari akan ketiadaanku.
berada di sekitarmu.
Aku telah menganggapmu teman
dan aku tak akan sakit hati
bila kau tak menganggapku kawan.
Jangan melihat kebaikanku karena itu semu.
Perhatikan saja semua kejelekanku agar kau waspada.
Seandainya kau tahu apa yang ada di balik sorot mataku,
pasti kau ingin membutakannya.
Bila kau tahu apa yang ada dalam setiap gerak
tangan dan kakiku, pasti kau ingin mematahkannya.
Aku adalah jelmaan atas segala sangkaan burukmu.
Seburuk apa pun sangkaanmu seburuk itulah aku.
Tak ada sedikitpun niat baik di hatiku
selain keinginan untuk dianggap baik.
Terima kasih telah menyebarkan keburukanku
karena membuatku bangga akan kedurjanaan ini.
Kuperhatikan setiap mata yang memandangku
setiap itu pula kusadari akan ketiadaanku.
Cukup Bayangkan!
Bayangkan tanganmu terluka....
Berapa hari kau kan sembuh?
Karena aku hanya bisa memimpikan kesembuhan
Bayangkan kau menangis....
Berapa saat kau akan kembali tersenyum?
Karena aku hanya bisa menghayalkan saat-saat kutersenyum
Masih ingatkah kapan terakhir kali kau bersedih?
Karena aku lupa kapan terakhir kali bahagia.
Masih di pikiranmu kah kapan kau disakiti?
Karena sampai saat ini pedihnya masih kurasakan
Jangan pernah mengajakku tersenyum,
karena itu seperti memaksaku membohongi hati
Aku tak kuasa menahan segala rasa
dan aku hanya bisa merasa segala nista.
Berapa hari kau kan sembuh?
Karena aku hanya bisa memimpikan kesembuhan
Bayangkan kau menangis....
Berapa saat kau akan kembali tersenyum?
Karena aku hanya bisa menghayalkan saat-saat kutersenyum
Masih ingatkah kapan terakhir kali kau bersedih?
Karena aku lupa kapan terakhir kali bahagia.
Masih di pikiranmu kah kapan kau disakiti?
Karena sampai saat ini pedihnya masih kurasakan
Jangan pernah mengajakku tersenyum,
karena itu seperti memaksaku membohongi hati
Aku tak kuasa menahan segala rasa
dan aku hanya bisa merasa segala nista.
Sadar Diri
Tak ada keinginan selain kesadaran
akan ketakberdayaan yang terasa makin menghimpit.
Tak ada harapan selain keraguan
akan kehilangan atas sesuatu
yang begitu berharga.
Ibarat sampah, berguna atau tidak tetaplah sampah,
dihina atau tidak tetaplah hina,
seberapa pun besarnya
manfaat yang dihasilkan tetaplah berasal dari yang dicampakkan.
Bila sekuntum bunga mekar dalam tumpukannya,
maka sedikitpun bunga tak akan memperhatikannya.
Malah sang bunga akan bersolek
demi si kumbang impian.
Dan bila sang bunga layu dalam tumpukannya
pastilah semua ikut menyalahkan
bahkan mengutuknya.
Satu pesanku,
sehina apa pun sampah, ia punya nurani!
Dan aku bersyukur menjadi pengisi dunia
meski hanya dianggap bagai seonggok sampah!
akan ketakberdayaan yang terasa makin menghimpit.
Tak ada harapan selain keraguan
akan kehilangan atas sesuatu
yang begitu berharga.
Ibarat sampah, berguna atau tidak tetaplah sampah,
dihina atau tidak tetaplah hina,
seberapa pun besarnya
manfaat yang dihasilkan tetaplah berasal dari yang dicampakkan.
Bila sekuntum bunga mekar dalam tumpukannya,
maka sedikitpun bunga tak akan memperhatikannya.
Malah sang bunga akan bersolek
demi si kumbang impian.
Dan bila sang bunga layu dalam tumpukannya
pastilah semua ikut menyalahkan
bahkan mengutuknya.
Satu pesanku,
sehina apa pun sampah, ia punya nurani!
Dan aku bersyukur menjadi pengisi dunia
meski hanya dianggap bagai seonggok sampah!
Terima kasih telah mencelaku
Terima kasih telah mencelaku
karena itu yang membuatku tersanjung
atas segala kekurangan.
Celaan semakin membuatku ingin menyempurnakan
segala kesalahan.
Hingga jadilah aku,
makhluk nista yang sempurna.
Seandainya ada seorang saja
yang menangisi ketiadaanku
pastilah aku kan bangkit
menjadi wujud yang diharapkan
walau tetap dengan ketiadaan.
Biarlah kuberjalan dalam irama cela
pengiring segala erang.
Tepuk tanganlah
karena aku mampu menghiburmu
lewat nyanyi rintih pedih.
Bahagialah karena kau bukan aku!
karena itu yang membuatku tersanjung
atas segala kekurangan.
Celaan semakin membuatku ingin menyempurnakan
segala kesalahan.
Hingga jadilah aku,
makhluk nista yang sempurna.
Seandainya ada seorang saja
yang menangisi ketiadaanku
pastilah aku kan bangkit
menjadi wujud yang diharapkan
walau tetap dengan ketiadaan.
Biarlah kuberjalan dalam irama cela
pengiring segala erang.
Tepuk tanganlah
karena aku mampu menghiburmu
lewat nyanyi rintih pedih.
Bahagialah karena kau bukan aku!
Kutangisi bukan karena dunia
Kau telah ajari aku secercah pengharapan
Kau telah kenalkan aku setitik kesabaran
Kau telah tumbuhkan kesadaran
tanamkan keikhlasan dalam berserah diri
Lalu kau pergi
Maka kujaga tangisku karena akhirat
Kau telah kenalkan aku setitik kesabaran
Kau telah tumbuhkan kesadaran
tanamkan keikhlasan dalam berserah diri
Lalu kau pergi
Maka kujaga tangisku karena akhirat
Andai Lukaku Obat bagimu
Apalah arti diri ini
bila hanya bisa menyakitimu
Apalah guna raga ini
jika tak ada keikhlasan di jiwanya
Kubenturkan asa ke dinding pilu
kupejamkan mata tuk bisukan pedih
kubasahi pipi tuk usir sepi
kubuang semua angan tuk gapai cita
demi kau bahagia
tapi takkan kubuang rasa di sanubari
rasa atasmu karena Allah
biarlah lukaku jadi obat bagimu
bila hanya bisa menyakitimu
Apalah guna raga ini
jika tak ada keikhlasan di jiwanya
Kubenturkan asa ke dinding pilu
kupejamkan mata tuk bisukan pedih
kubasahi pipi tuk usir sepi
kubuang semua angan tuk gapai cita
demi kau bahagia
tapi takkan kubuang rasa di sanubari
rasa atasmu karena Allah
biarlah lukaku jadi obat bagimu
Ujung Mimpi Awal Duka
Kudapati luka yang makin membusuk
di antara guratan memar membiru
kucoba obati pasrah terserah
kupaksakan raga dengan jiwa tersisa
Kawan yang temukan aku begini
jangan coba mendekat melekat
biarkan aku tersekat
di antara cinta, luka, dan benci
Biar kumerahi darah yang tak lagi merah
dan kutangisi diri yang tak layak ditangisi
Tak perlu segan tuk menjaga jarak denganku
biar aku saja yang menjauh darimu
meski terasa pilu
asal kau tetap suci
tak tertular hina dinaku
Mungkin saat kuterbangun dari mimpi ini
bisa kumulai tangis sesungguhnya
dan bahagiakan kalian dengan dukaku
di antara guratan memar membiru
kucoba obati pasrah terserah
kupaksakan raga dengan jiwa tersisa
Kawan yang temukan aku begini
jangan coba mendekat melekat
biarkan aku tersekat
di antara cinta, luka, dan benci
Biar kumerahi darah yang tak lagi merah
dan kutangisi diri yang tak layak ditangisi
Tak perlu segan tuk menjaga jarak denganku
biar aku saja yang menjauh darimu
meski terasa pilu
asal kau tetap suci
tak tertular hina dinaku
Mungkin saat kuterbangun dari mimpi ini
bisa kumulai tangis sesungguhnya
dan bahagiakan kalian dengan dukaku
Cinta Pertama
Kau kenalkan aku pada rasa istimewa
rindu yang terjadi pada orang dewasa
Kau kenalkan aku akan mimpi-mimpi indah
yang kan menimpa insan jika dilanda asmara
Kini rasa yang kau kenalkan begitu menyakitiku
kini rindu itu terasa menyesakkanku
kini mimpi indah itu selalu menghantuiku
Sungguh aku rindu saat-saat yang kautawarkan dulu
aku dahaga akan rasa yang telah kaubawa
aku dambakan mimpi indah yang telah kau angankan
aku berharap kain hangat yang kau rajut
Tapi di manakah kau kini....?
rindu yang terjadi pada orang dewasa
Kau kenalkan aku akan mimpi-mimpi indah
yang kan menimpa insan jika dilanda asmara
Kini rasa yang kau kenalkan begitu menyakitiku
kini rindu itu terasa menyesakkanku
kini mimpi indah itu selalu menghantuiku
Sungguh aku rindu saat-saat yang kautawarkan dulu
aku dahaga akan rasa yang telah kaubawa
aku dambakan mimpi indah yang telah kau angankan
aku berharap kain hangat yang kau rajut
Tapi di manakah kau kini....?
Kembali tuk Bertahan
Kucari bahagia lewat duka tiada tara
kulalui padang luka dengan rintih karena pedih
kuikuti awan hitam yang berarak
dengan hati yang terkoyak
Silakan menghinaku
silakan menggunjingku
karena aku sendiri pun tak yakin telah benar
dan mungkin tak sadar telah tak sadar
Karena sekitarku yang bengis
menyudutkanku tuk jadi budak iblis
Karena sekelilingku yang kejam
memaksaku berteman dengan setan
Yakinlah kini aku tlah sadar
walau kuyakin kau tak yakin
tapi kuyakin akan-Nya
Dia tempatku bergantung, memohon, dan kembali
Ya Allah aku bersyukur
diperkenankan mengingatmu kembali
tetapkan aku dalam rida-mu
tegarkan aku selalu di jalan-Mu
kulalui padang luka dengan rintih karena pedih
kuikuti awan hitam yang berarak
dengan hati yang terkoyak
Silakan menghinaku
silakan menggunjingku
karena aku sendiri pun tak yakin telah benar
dan mungkin tak sadar telah tak sadar
Karena sekitarku yang bengis
menyudutkanku tuk jadi budak iblis
Karena sekelilingku yang kejam
memaksaku berteman dengan setan
Yakinlah kini aku tlah sadar
walau kuyakin kau tak yakin
tapi kuyakin akan-Nya
Dia tempatku bergantung, memohon, dan kembali
Ya Allah aku bersyukur
diperkenankan mengingatmu kembali
tetapkan aku dalam rida-mu
tegarkan aku selalu di jalan-Mu
Pada Sahabat Hatiku Tertambat
Maaf sebelumnya
atas kataku sesudahnya
Dulu kuyakin kau temanku
teman pengisi hari-hariku
teman penghibur segala kalutku
Andai Kita pernah berikrar
tuk sekadar jadi sahabat
namun tak ada yang salah
jika perasaan dan sukmaku tergoyah
atas semua inginku yang menjelma
Dalam setiap doa yang kupanjatkan
dalam setiap kesempatan yang kudambakan
insan dunia yang kurindukan
adalah dirimu duhai sahabat
Tingkahmu, beragamamu, ucapmu, juga ragamu
seolah jawaban semua mimpiku
atas kataku sesudahnya
Dulu kuyakin kau temanku
teman pengisi hari-hariku
teman penghibur segala kalutku
Andai Kita pernah berikrar
tuk sekadar jadi sahabat
namun tak ada yang salah
jika perasaan dan sukmaku tergoyah
atas semua inginku yang menjelma
Dalam setiap doa yang kupanjatkan
dalam setiap kesempatan yang kudambakan
insan dunia yang kurindukan
adalah dirimu duhai sahabat
Tingkahmu, beragamamu, ucapmu, juga ragamu
seolah jawaban semua mimpiku
Aku di Matamu?
Tolong beritahu siapa aku!
Aku tidur di malam hari, bangun di pagi hari, lalu beraktivitas di siang hari.
Setiap hari tak pernah lepas kusebut nama-Nya karena sadar aku hanyalah hamba dari Allah Yang Mahakuasa.
Sesuai ilmu yang kudapat, aku merasa diriku naas, yaitu manusia yang diciptakan untuk beribadah pada-Nya dan aku juga menganggapmu demikian maka aku tak sungkan menjadikanmu teman.
Tapi aku tak punya hak untuk memaksamu menganggapku kawan atau bahkan untuk tak mengangapku manusia sekalipun.
Cuma sebelum kau putuskan hubungan denganku, katakan padaku, apa aku di matamu jika manusia saja bukan?
Aku tidur di malam hari, bangun di pagi hari, lalu beraktivitas di siang hari.
Setiap hari tak pernah lepas kusebut nama-Nya karena sadar aku hanyalah hamba dari Allah Yang Mahakuasa.
Sesuai ilmu yang kudapat, aku merasa diriku naas, yaitu manusia yang diciptakan untuk beribadah pada-Nya dan aku juga menganggapmu demikian maka aku tak sungkan menjadikanmu teman.
Tapi aku tak punya hak untuk memaksamu menganggapku kawan atau bahkan untuk tak mengangapku manusia sekalipun.
Cuma sebelum kau putuskan hubungan denganku, katakan padaku, apa aku di matamu jika manusia saja bukan?
Tentang Bunga
Wahai jiwa-jiwa pemimpi, bergabunglah denganku. Kita ceritakan kisah-kisah pilu kita tentang bunga pada mereka yang tak peduli. Lihatlah bunga dari permukaannya saja agar kau tak kecewa. Jangan dulu menilai batinnya atau memaknai mimpinya karena pasti itu tak menyangkut kita. Sesali saja keindahannya yang fana namun begitu mereka elu-elukan. Kita hanyalah kaum durjana dalam batasan pandangannya. Kemewahan adalah vas bagi mekarnya dan kemilau perhiasan adalah mahkotanya. Banyak dari mereka tak lagi memikirkan kesucian, dunia adalah segalanya bagi mereka.
Wahai jiwa-jiwa pemimpi, kita cari saja bunga-bunga berhati suci yang senantiasa setia dan taat pada Tuhannya. Namun masalahnya apakah kita termasuk jiwa-jiwa yang mereka rindukan dalam setiap doa-doa tulusnya. Kita bukanlah bagian dari kaum yang bergelimang kemewahan dunia tapi juga bukan termasuk golongan jiwa-jiwa yang berserah diri pada Ilahi.
Lantas oleh siapa kita layak didamba?
Wahai jiwa-jiwa pemimpi, kita cari saja bunga-bunga berhati suci yang senantiasa setia dan taat pada Tuhannya. Namun masalahnya apakah kita termasuk jiwa-jiwa yang mereka rindukan dalam setiap doa-doa tulusnya. Kita bukanlah bagian dari kaum yang bergelimang kemewahan dunia tapi juga bukan termasuk golongan jiwa-jiwa yang berserah diri pada Ilahi.
Lantas oleh siapa kita layak didamba?
Langganan:
Postingan (Atom)