Rabu, 21 September 2011

Melati Satu

Ayu tumbuh
sayu berlabuh
tujuh ke tujuh
mu di pembuluh
... aduh
tak mampu kubasuh
kan kuberi separuh
penuh gemuruh
takkan rapuh
berpuluh-puluh

Senyummu
hatimu
semuamu
kumau

melati satu

Bunga yang hampir kupetik

Senyumnya manis berkelopak sendu
datangi mimpi di ujung galau
tampakkan rasa sekilas asa
hinggapi hati tuk pergi lagi

Lembah Nalar

Dangkal tak mampu kuselami
sedikit cita tak jua terwujudkan
lelah terabaikan

Buai

Asa merambah sukma
meniti suram alam mangsa
dalam nuansa pijaran cahaya
terlana daku dalam buainya

Lembar Rasa

Pelangi di awan putih
tepikan semua sisi sunyi
kerinduan kian menjelma
di setiap bayang keadaan

Tentang Bunga II

Kumawari melati dengan flamboyan
yang ada hanya bualan

Di terik menyengat
di resah mengoyak
dalam genggaman kuberpasrah
tak kuasa menahan gelisah

Terbelenggu rindu
terhalang ragu yang membatu
Bunga di haribaanku
akankah tumbuh selalu
atau kan layu
hingga tak lagi ayu
setidaknya itu bagiku

Kepada Maya

Malam seakan ingin menenggelamkanku
Angin seakan ingin menghempaskanku
Yang terindah di pelupuk mata
Adalah maya semata